Selasa, 19 November 2013

Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Informasi Manajemen

TUGAS SIM
Tentang
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SIM

Oleh :
RISMAN
1101758

Dosen Pembimbing
ALDRI FRINALDI, SH., MH



PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARAJURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013




      KATA PENGANTAR

Assalamu,alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah,puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada penulis ,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SIM  ini sesuai aturan  yang telah ditentukan dosen yang bersangkutan.
Makalah ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen yang bersangkutan selaku pengajar dalam mata kuliah SIM dan juga kepada teman-teman yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini serta pihak-pihak lain.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini,dikarenakan keterbatasan pengalaman. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan mendatang. Akhir kata penulis mengharapkan makalah ini bermanfaat dan berguna bagi mahasiswa khusunya pada masyarakat luas lainnya.

                                                                        Padang,  18 November 2013

                                                                                   Penulis







DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
A.    Latar belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
A.    Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
B.     Tipe Pengambilan Keputusan
C.     Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan
D.    Tingkat-tingkat Pengambilan Keputusan
E.     Peran SIM Dalam Pengambilan Keputusan

BAB III Penutup...........................................................................................................
A.    Kesimpulan
B.     Saran

Refrensi..........................................................................................................................









BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
SIM mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut. Sekarang ini, penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan.
Komputer dirumuskan sebagai suatu perlengkapan elektronik yang mengolah data, mampu menerima masukan dan keluaran, dan mempunyai sifat seperti kecepatan yang tinggi, ketelitian dan kemampuan menyimpan instruksi-instruksi untuk memecahkan masalah. Komputer dapat melaksanakan kebanyakan jenis pengolahan informasi yang dapat dilaksanakan oleh manusia dengan lebih cepat dan dengan kesalahan-kesalahany ang lebih sediki
Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin kompleks pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin banyak dan bervariasi. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan atau organisasi akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.
Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi yang dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi bahwa keberhasilan manajemen sangat dipengaruhi dan bergantung pada ketepatan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan, dimana laporan tersebut harus memberi manfaat seoptimal mungkin dan tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Manajemen membutuhkan banyak informasi agar dapat bekerja secara efisien dan efektif. Informasi yang banyak tersebut tidak mungkin seluruhnya dapat ditampung oleh manajemen. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat mendukung kebutuhan manajemen dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi. Dengan adanya sistem informasi yang baik diharapkan ttidak adanya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan/organisasi. Selain itu suatu sistem yang baik juga akan mendorong produktivitas yang tinggi dan memberikan kontribusi atas tercapainya tujuan organisasi.
B.     Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimanakah konsep pengambilan keputusan dalam SIM ?
2. Bagaimanakah peranan SIM dalam pengambilan keputusan bidang pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk  mengetahui konsep-konsep  pengambilan keputusan dalam SIM
2. Untuk mengetahui peranan SIM dalam pengambilan keputusan bidang pendidikan.




BAB II
PEMBAHASAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DIDALAM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
A.    Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting karena keputusan yang diambil oleh manager merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya tau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin. Penting karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang. Adakalanya keputusan yang diambil oleh manajer sendiri, tetapi tidak jarang juga bersama staf, tergantung dari besar kecilnya masalah dan gaya kepemimpinan yang dianut oleh manajer. Yang jelas pengambilan keputusan tidak bisa diambil secar sembarang. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh hasil akhir untuk dilaksanakan.
Ada 3 model sebagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon:
Tahap proses dalam
Pengambilan keputusan
Penjelasan
Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menetukan masalahnya.
Perancangan
Menemukan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.

Dengan demikian, proses pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai arus dari pemahaman sampai perancangan dan pemilihan, tetapi pada setiap tahap hasilny mungkin dikembalikan lagi ketahap sebelumnya untuk dimulai lagi. Misalnya, pemilihan mungkin menolak semua alternatif dan mengembalikannya ketahap perancangan untuk menghasilkan pemecahan tambahan.
Tiga tahap pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan SIM
Tahap  proses pengambilan keputusan
Hubungan dengan SIM





Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem informasi harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani. 

Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah data dan meprakarsai pemecahan alternatif. Model harus membantu menganalisis alternatif.
Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.


Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini, pengambilkeputusan dianggap :
1.      Mengetahui semua alternati dan akibat atau hasil masing-masing alternatif.
2.      Mempunyai suatu mode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang disukai.
3.      Memilih alternatif yang memaksimumkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan, atau kegunaan.

Sistem pengambilan keputusan yang terbuka memandang keputusan sebagai terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks dan sbagian tidak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan proses pengambilan keputusan selanjutnya mempengaruhi lingkungan. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan alternatif, kemampuan untuk menangani model keputusan dan sebagainya.

B.     Tipe Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Setiap jabatan seseorang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi apapun. Salah satu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak digunakan adalah menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Keputusan yang diprogram (programmed decisions) adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan, atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan alternatif.
Keputusan yang diprogram dapat juga digunakan dalam penanganan masalah yang kompleks dan rumit. Bola suatu masalah berulang dan unsur komponen dapat menjadi “calon” pembuatan keputusan yang diprogram. Sebagai contoh, keputusan tentang besarnya persediaan untuk menjaga produk tertentu dapat mencakup usaha pecarian data dan peramalan, kemudian analisis terhadap unsur masalah yang terpisah tersebut bisa menghasilkan serangkaian keputusan rutin yang diprogram.
Keputusan yang  tidak diprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah khusus, khas, atau tidak biasa. Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak diprogram. Beberapa contoh masalah yang memerlukan keputusan yang tidak diprogram antara lain : cara pengalokasian sumber daya organisasi, penanganan lini produk yang jatuh dipasaran, atau cara perbaikan hubungan masyarakat. Semakin tinggi kedudukan dalam organisasi, dibutuhkan kemampuan membuat keputusan yang tidak diprogram lebih tinggi. Atas dasar alasan ini, berbagai program latihan manajemen mencoba mengembangkan kemampuan manajer dalam membuat keputusan yang tidak diprogram.

Teknik – teknik pembuatan keputusan tardisonal dan modern yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon.
Tipe – tipe keputusan
Teknik – teknik pembuatan keputusan
Tradisional
Modern
Diprogram :
Keputusan rutin dan berulang-ulang
Organisasi mengembangkan proses bagi penanganannya
1.    Kebiasaan
2.    Kegiatan rutin :
Prosedur pengoperasian standar.
3.    Struktur organisasi pengharapan umum
Sistem tujuan saluran disusun dengan baik.
1.    Tekni-tekni riset
Operasi :
Analisa matematik
Model - model
Simulasi komputer.
2.    Pengolahan data elektronik.
Tidak Diprogram :
Keputusan sekali pakai, disusun tidak sehat dan kebijaksanaan. Ditangani dengan proses pemecahan masalah umu.
1.    Kebijakan intuisi dan kreatifitas.
2.    Coba – coba.
3.    Seleksi dan latihan para pelaksana.
Tekni pemecahan masalah yang diterapkan pada :
a.     Latihan membuat keputusan.
b.     Penyusunan program komputer “Heuristic”



C.    Skala Pengukuran Pengambilan Keputtusan
1.      Skala Nominal
Adalah pengukuran dengan taraf yang paling rendah. Disini suatu objek digolongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka yang bersifat kualitatif tau kuantutatif. Simbol-simbol atau angka ini dipakai untuk memberi identitas suatu kelompok tertentu. Misalnya plat nomor kendaraan yang merupakan skala nominal dan huruf, menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan terdaftar. Skala ini hanya memberi gambran tentang perbedaan antar golongan. Untuk melakukan pemilihan alternatif terbaik pada sejumlah alternatif keputusan dengan skala ini, kita perlu menghubungkan setiap hasil alternatif yang mempunyai skala nominal dengan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai.
2.      Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang sifatnya kualitatif yang menunjukkan adanya suatu jenjang urutan preferensi yang dikaitkan pada suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat dikatakan bahwa skala ordinal adalah objek-objek dalam suatu kategori yang mungkin tidak berbeda dengan objek lainnya. Akan tetapi masing-masing objek tersebut tergabung dalam suatu hubungan yang bersifat “yang satu lebih dari yang lain” seperti lbih suka, lebih tinggi, lebih besar dan lebih sebagainya. Misalnya kota Jakarta lebih megah daripada kota Medan atau seseorang lebih menyukai merk mobil tertentu daripada merk mobil lainnya. Akan tetapi dalam hal ini tidak terdapat perbedaan yang bersifat kuantitatif diantara alternatif-alternatif tersebut

3.      Skala Interval
Adalah suatu skala yang mempunyai ciri-ciri skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang preferensi dalam skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya dilakukan lebih teliti. Hal ini dapat dilakukan dalam pengukuran suhu, yang dikenal dua macam skala yang dipakai, skala celcius dan skala fahreinheit.
Pengukuran dengan skala interval untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan membuat suatu hubungan yang linear diantara komponen-komponen tau variabel-varoabel yang diukur. Dalam suatu perusahaan industri, hal ini biasanya menyangkut kombinasi bahan baku untuk membuat suatu barang atau produk. Misalnya, suatu pabrik kimia mempriduksi suatu barang brupa obat-obatan. Disini, produk bisa dihasilkan dari beberapa kombinasi unsur kimia sebagai alternatif yang akan dipilih. Dalam hal ini kita akan memilih sebuah kombinasi yang mebri hasil optimal atau biaya termurah.

4.      Skala ratio
Skala ratio adalah suatu skala interval yang mempunyai titik nol yang nyata. Pengukuran dengan skala ratio untuk pembuatan keputusan paling mudah dilakukan karena langsung diketahui perbedaan dan perbandingan jenjang nilai dari setia hasil alternatif.

5.      Skala absolut
Skala absolut merupakan ukuran kuatitatif yang jelas dan nayat, yang dapat diperbandingkan secar langsung. Ukuran ini mempunyai titik nol langsung yang jelas. Pada hakekatnya, skala ini tidak berbeda dengan skala ratio.
Berdasarkan uraian dan pembahasan dalam skala pengukuran pegnambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang proporsional antara situasi atau kondisi dengan jenis serta skala pengukuran dari setiap alternatif keputusan yang diambil.

D.    Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
           Pengambilan keputusan berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai kompleks (tidak dapat diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat pengambilan keputusan.
1.      Pengambilan keputusan tingkat strategi.
Pengambilan keputusan strategis dicirikan oleh sejumlah besar ketidak pastian         dan berorientasi ke masa depan. Keputusan-keputusan ini menetapkan rencana jangka panjang yang akan mempengaruhi keseluruhan organisasi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa strategi yang diputuskan itu berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan, penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

2        Pengambilan keputusan tingkat taktis.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Bila pengambilan keputusan strategis sebagian besar mengandung kegiatan perencanaan yang menyeluruh, pengambilan keputusan taktis memerlukan gabungan dari kegiatan perencanaan dan pengawasan.
3.      Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Pada tingkat teknis, standar-standar ditentukan dan output bersifat deterministic (sifatnya menentukan). Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjamin bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Tingkat ini lebih ditekankan pada fungsi pengawasan dan sedikit sekali fungsi perencanaan. Pada tingkat ini pengambilan keputusan terprogram dapat dilaksanakan. Dalam banyak organisasi, keputusan-keputusan strategis dan taktis lebih banyak diambil berdasar intuisi, pengalaman dan kemampuan interpretasi, daripada berdasar informasi dari sistem informasi formal.

E.     Peran SIM Dalam Pengambilan Keputusan
     Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan  akurat. Namun disadari bahwa dengan berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dengan baik.
     Dalam usaha memecahkan suatu masalah, pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
     Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, Sistem Informasi Manajemen terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur atau pun sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja.
     Ada dua alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan keputusannya.
1. Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen tingkat atas.
Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama di tingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan dampak luas dan/atau pada situasi yang tidak terstruktur.
Contoh:
Terkait dengan kelangkaan BBM dibeberapa wilayah di Indonesia telah mendorong upaya beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan penimbunan. Untuk itu manajemen di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai lembaga pengatur yang bertanggungjawab untuk memerintahkan Pertamina yang mengelola BBM harus dengan cepat mengambil keputusan yang strategis atas gejala penimbunan sehingga dapat mengatur strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi kelangkaan dan penimbunan.
2.      Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti (makna).
Manajemen di sini di dorong untuk bagaimana mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.
Selain dua alasan yang dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung dibutuhkan dalam melengkapi sistem informasi manajemen yang ada, yaitu:
1. Untuk melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia adalah karena sistem ini tentunya akan lebih mempercepat perhitungan,
2. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada terutama dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas,
3. Untuk meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan informasi, mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan, dan untuk mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya.
Banyak sistem pendukung yang tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang ada. Beberapa sistem pendukung yang akan dibahas di sini, di antaranya adalah:
• Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
• Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support   Systems (GDSS)
• Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
• Sistem Pakar/Expert System
Keempat sistem pendukung tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara. Sistem pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur pengambilan keputusan tertentu.









     BAB III
   PENUTUP

A.      Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan organisasi. Salah mengambil keputusan dapat berakibat pada organisasi yang dapat dirasakan langsung dan mempengaruhi pengambilan keputusan dimasa datang. Pengambilan keputusan merupakan proses identifikasi berbagai alternatif solusi terhadap permasalahan organisasi.
Sistem informasi manajemen menyediakan informasi setiap orang untuk pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi. SIM dan sistem pendukung keputusan merupakan aspek desain informatika organisasional yang memberikan suatu pengeruh besar dalam suatu oraganisasi/ perusahaan. Jika kedua sistem ini doterapkan dengan baik dalam membangun suatu organisasi, maka organisasi tersebut kemungkinan besar berjalan lancar dan memberikan efisiensi kepada pengelola.

B.  Saran
Dalam pembuatan makalah  ini masih banyak terdapat kekurangan - kekurangan baik dalam penulisan maupun isi dalam makalah ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengalaman dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu kami mohon ma’af atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari kita semua baik dalam penulisan makalah ini maupun informasinya agar pendidikan dinegara kita ini lebih baik dan bermutu dan tentu saja tidak terlepas dari peran kita semua sebagai generasi penerus yang akan membangun negara ini.





REFERENSI

Tata Sutabri. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogkakarta : C. V ANDI

McLeod, Raymond and P.Schell, George. 2007. Management Information System (Sistem Informasi Manajemen). Jakarta : salemba Empat


http://kebolangsing.wordpress.com/2009/12/25/peranan-sistem-informasi-manajemen-sebagai-pengambilan-keputusan/













Tidak ada komentar:

Posting Komentar