TUGAS SIM
Tentang
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SIM
Oleh :
RISMAN
1101758
Dosen Pembimbing
ALDRI FRINALDI,
SH., MH
PRODI ILMU
ADMINISTRASI NEGARAJURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK
FAKULTAS ILMU
SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Assalamu,alaikum
Wr.Wb
Alhamdulillah,puji
dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada penulis
,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM
SIM ini sesuai aturan yang telah ditentukan dosen yang
bersangkutan.
Makalah
ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen yang
bersangkutan selaku pengajar dalam mata kuliah SIM dan juga kepada teman-teman
yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini serta pihak-pihak lain.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan
makalah ini,dikarenakan keterbatasan pengalaman. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar penulis dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan mendatang. Akhir kata
penulis mengharapkan makalah ini bermanfaat dan berguna bagi mahasiswa khusunya
pada masyarakat luas lainnya.
Padang, 18 November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...............................................................................................................
Daftar
Isi........................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar
belakang Masalah
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN...............................................................................................
A. Kerangka
Dasar Pengambilan Keputusan
B. Tipe
Pengambilan Keputusan
C. Skala
Pengukuran Pengambilan Keputusan
D. Tingkat-tingkat
Pengambilan Keputusan
E. Peran
SIM Dalam Pengambilan Keputusan
BAB
III
Penutup...........................................................................................................
A. Kesimpulan
B. Saran
Refrensi..........................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
SIM mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu organisasi
karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Setiap
organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil pasti mempunyai
sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan dan masalah yang
terjadi pada organisasi tersebut. Sekarang ini, penerapan SIM dalam suatu
organisasi pasti akan melibatkan penggunaan komputer untuk membantu mengolah
data yang ada untuk menjadi informasi yang dibutuhkan.
Komputer dirumuskan sebagai suatu perlengkapan elektronik yang mengolah
data, mampu menerima masukan dan keluaran, dan mempunyai sifat seperti
kecepatan yang tinggi, ketelitian dan kemampuan menyimpan instruksi-instruksi
untuk memecahkan masalah. Komputer dapat melaksanakan kebanyakan jenis
pengolahan informasi yang dapat dilaksanakan oleh manusia dengan lebih cepat
dan dengan kesalahan-kesalahany ang lebih sediki
Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi
menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin
kompleks pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi semakin
banyak dan bervariasi. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu
tertentu perusahaan atau organisasi akan mengalami ketidakmampuan mengontrol
sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat
terganggu yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan
lingkungan pesaingnya.
Informasi merupakan kebutuhan utama manajemen dalam rangka melaksanakan
fungsi-fungsi yang dikumpulkan kepadanya. Tidak disangkal lagi bahwa keberhasilan
manajemen sangat dipengaruhi dan bergantung pada ketepatan informasi yang
disajikan dalam bentuk laporan, dimana laporan tersebut harus memberi manfaat
seoptimal mungkin dan tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Manajemen membutuhkan banyak informasi agar dapat bekerja secara efisien
dan efektif. Informasi yang banyak tersebut tidak mungkin seluruhnya dapat
ditampung oleh manajemen. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat
mendukung kebutuhan manajemen dalam mengelola suatu perusahaan/organisasi.
Dengan adanya sistem informasi yang baik diharapkan ttidak adanya
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan/organisasi. Selain itu
suatu sistem yang baik juga akan mendorong produktivitas yang tinggi dan
memberikan kontribusi atas tercapainya tujuan organisasi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah :
1. Bagaimanakah konsep
pengambilan keputusan dalam SIM ?
2. Bagaimanakah peranan SIM
dalam pengambilan keputusan bidang pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Untuk mengetahui
konsep-konsep pengambilan keputusan dalam SIM
2. Untuk
mengetahui peranan SIM dalam pengambilan keputusan bidang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DIDALAM
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
A. Kerangka Dasar Pengambilan
Keputusan
Dalam
manajemen pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting karena
keputusan yang diambil oleh manager merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
dilaksanakan oleh bawahannya tau mereka yang bersangkutan dengan organisasi
yang ia pimpin. Penting karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan
dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra
sampai pada kerugian uang. Adakalanya keputusan yang diambil oleh manajer
sendiri, tetapi tidak jarang juga bersama staf, tergantung dari besar kecilnya
masalah dan gaya kepemimpinan yang dianut oleh manajer. Yang jelas pengambilan
keputusan tidak bisa diambil secar sembarang. Pengambilan keputusan adalah
suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan suatu masalah untuk memperoleh
hasil akhir untuk dilaksanakan.
Ada 3 model
sebagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh
Herbert A. Simon:
Tahap
proses dalam
Pengambilan
keputusan
|
Penjelasan
|
Pemahaman
|
Menyelidiki
lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh
diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menetukan
masalahnya.
|
Perancangan
|
Menemukan,
mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan.
Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara
pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
|
Pemilihan
|
Memilih
arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan
dan dilaksanakan.
|
Dengan demikian, proses pengambilan keputusan dapat
dipandang sebagai arus dari pemahaman sampai perancangan dan pemilihan, tetapi
pada setiap tahap hasilny mungkin dikembalikan lagi ketahap sebelumnya untuk
dimulai lagi. Misalnya, pemilihan mungkin menolak semua alternatif dan
mengembalikannya ketahap perancangan untuk menghasilkan pemecahan tambahan.
Tiga tahap pengambilan keputusan
dalam hubungannya dengan SIM
Tahap proses
pengambilan keputusan
|
Hubungan dengan SIM
|
Pemahaman
|
Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik
dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus
memberikan kedua cara tersebut. Sistem informasi harus meneliti semua data
dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menuntut
perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi
untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi
tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
|
Perancangan
|
SIM harus mengandung model keputusan untuk mengolah
data dan meprakarsai pemecahan alternatif. Model harus membantu menganalisis
alternatif.
|
Pemilihan
|
SIM menjadi paling efektif apabila hasil perancangan
disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila
telah dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk
umpan balik dan penilaian kemudian.
|
Pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan cara tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan keputusan
tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan yang tidak
diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini, pengambilkeputusan dianggap :
1.
Mengetahui semua alternati dan akibat atau hasil
masing-masing alternatif.
2.
Mempunyai suatu mode (aturan, hubungan, dan
sebagainya) yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang disukai.
3.
Memilih alternatif yang memaksimumkan sesuatu seperti
keuntungan, volume penjualan, atau kegunaan.
Sistem
pengambilan keputusan yang terbuka memandang keputusan sebagai terjadi dalam
suatu lingkungan yang kompleks dan sbagian tidak diketahui. Keputusan
dipengaruhi oleh lingkungan dan proses pengambilan keputusan selanjutnya
mempengaruhi lingkungan. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan
sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam
batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan alternatif, kemampuan
untuk menangani model keputusan dan sebagainya.
B.
Tipe
Pengambilan Keputusan
Pembuatan
keputusan dapat didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan
oleh manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Setiap
jabatan seseorang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan
keputusan, bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi
apapun. Salah satu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak digunakan
adalah menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Keputusan yang
diprogram (programmed decisions) adalah keputusan yang dibuat menurut
kebiasaan, aturan, atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang.
Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan
pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan
menghilangkan alternatif.
Keputusan
yang diprogram dapat juga digunakan dalam penanganan masalah yang kompleks dan
rumit. Bola suatu masalah berulang dan unsur komponen dapat menjadi “calon”
pembuatan keputusan yang diprogram. Sebagai contoh, keputusan tentang besarnya
persediaan untuk menjaga produk tertentu dapat mencakup usaha pecarian data dan
peramalan, kemudian analisis terhadap unsur masalah yang terpisah tersebut bisa
menghasilkan serangkaian keputusan rutin yang diprogram.
Keputusan
yang tidak diprogram adalah keputusan
yang berkenaan dengan masalah khusus, khas, atau tidak biasa. Bila suatu
masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting
sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan
yang tidak diprogram. Beberapa contoh masalah yang memerlukan keputusan yang
tidak diprogram antara lain : cara pengalokasian sumber daya organisasi,
penanganan lini produk yang jatuh dipasaran, atau cara perbaikan hubungan
masyarakat. Semakin tinggi kedudukan dalam organisasi, dibutuhkan kemampuan
membuat keputusan yang tidak diprogram lebih tinggi. Atas dasar alasan ini,
berbagai program latihan manajemen mencoba mengembangkan kemampuan manajer
dalam membuat keputusan yang tidak diprogram.
Teknik – teknik pembuatan keputusan tardisonal dan
modern yang dikemukakan oleh Herbert A. Simon.
Tipe – tipe keputusan
|
Teknik – teknik pembuatan keputusan
|
|
Tradisional
|
Modern
|
|
Diprogram :
Keputusan rutin dan berulang-ulang
Organisasi
mengembangkan proses bagi penanganannya
|
1.
Kebiasaan
2.
Kegiatan rutin :
Prosedur pengoperasian standar.
3.
Struktur organisasi pengharapan umum
Sistem tujuan saluran disusun dengan baik.
|
1.
Tekni-tekni riset
Operasi :
Analisa matematik
Model - model
Simulasi komputer.
2.
Pengolahan data elektronik.
|
Tidak Diprogram :
Keputusan
sekali pakai, disusun tidak sehat dan kebijaksanaan. Ditangani dengan proses
pemecahan masalah umu.
|
1.
Kebijakan intuisi dan kreatifitas.
2.
Coba – coba.
3.
Seleksi dan latihan para pelaksana.
|
Tekni
pemecahan masalah yang diterapkan pada :
a.
Latihan membuat keputusan.
b.
Penyusunan program komputer “Heuristic”
|
C.
Skala
Pengukuran Pengambilan Keputtusan
1.
Skala Nominal
Adalah pengukuran dengan taraf yang paling rendah.
Disini suatu objek digolongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka yang
bersifat kualitatif tau kuantutatif. Simbol-simbol atau angka ini dipakai untuk
memberi identitas suatu kelompok tertentu. Misalnya plat nomor kendaraan yang
merupakan skala nominal dan huruf, menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan
terdaftar. Skala ini hanya memberi gambran tentang perbedaan antar golongan.
Untuk melakukan pemilihan alternatif terbaik pada sejumlah alternatif keputusan
dengan skala ini, kita perlu menghubungkan setiap hasil alternatif yang
mempunyai skala nominal dengan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai.
2.
Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang sifatnya
kualitatif yang menunjukkan adanya suatu jenjang urutan preferensi yang
dikaitkan pada suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau dapat dikatakan
bahwa skala ordinal adalah objek-objek dalam suatu kategori yang mungkin tidak
berbeda dengan objek lainnya. Akan tetapi masing-masing objek tersebut
tergabung dalam suatu hubungan yang bersifat “yang satu lebih dari yang lain”
seperti lbih suka, lebih tinggi, lebih besar dan lebih sebagainya. Misalnya
kota Jakarta lebih megah daripada kota Medan atau seseorang lebih menyukai merk
mobil tertentu daripada merk mobil lainnya. Akan tetapi dalam hal ini tidak
terdapat perbedaan yang bersifat kuantitatif diantara alternatif-alternatif
tersebut
3.
Skala Interval
Adalah suatu skala yang mempunyai
ciri-ciri skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka atau jenjang
preferensi dalam skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian pengukurannya
dilakukan lebih teliti. Hal ini dapat dilakukan dalam pengukuran suhu, yang
dikenal dua macam skala yang dipakai, skala celcius dan skala fahreinheit.
Pengukuran dengan skala interval
untuk pembuatan keputusan dilakukan dengan membuat suatu hubungan yang linear
diantara komponen-komponen tau variabel-varoabel yang diukur. Dalam suatu
perusahaan industri, hal ini biasanya menyangkut kombinasi bahan baku untuk
membuat suatu barang atau produk. Misalnya, suatu pabrik kimia mempriduksi
suatu barang brupa obat-obatan. Disini, produk bisa dihasilkan dari beberapa
kombinasi unsur kimia sebagai alternatif yang akan dipilih. Dalam hal ini kita
akan memilih sebuah kombinasi yang mebri hasil optimal atau biaya termurah.
4.
Skala ratio
Skala ratio adalah suatu skala
interval yang mempunyai titik nol yang nyata. Pengukuran dengan skala ratio
untuk pembuatan keputusan paling mudah dilakukan karena langsung diketahui
perbedaan dan perbandingan jenjang nilai dari setia hasil alternatif.
5.
Skala absolut
Skala absolut merupakan ukuran
kuatitatif yang jelas dan nayat, yang dapat diperbandingkan secar langsung.
Ukuran ini mempunyai titik nol langsung yang jelas. Pada hakekatnya, skala ini
tidak berbeda dengan skala ratio.
Berdasarkan uraian dan pembahasan
dalam skala pengukuran pegnambilan keputusan dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang proporsional antara situasi atau kondisi dengan jenis serta skala
pengukuran dari setiap alternatif keputusan yang diambil.
D. Tingkat-Tingkat Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai kompleks (tidak dapat diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai kompleks (tidak dapat diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat pengambilan keputusan.
1.
Pengambilan keputusan tingkat strategi.
Pengambilan keputusan strategis
dicirikan oleh sejumlah besar ketidak pastian
dan berorientasi ke masa
depan. Keputusan-keputusan ini menetapkan rencana jangka panjang yang akan
mempengaruhi keseluruhan organisasi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
strategi yang diputuskan itu berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan
meliputi penentuan tujuan, penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan
pencapaian keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
2
Pengambilan keputusan tingkat taktis.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Bila pengambilan keputusan strategis sebagian besar mengandung kegiatan perencanaan yang menyeluruh, pengambilan keputusan taktis memerlukan gabungan dari kegiatan perencanaan dan pengawasan.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Bila pengambilan keputusan strategis sebagian besar mengandung kegiatan perencanaan yang menyeluruh, pengambilan keputusan taktis memerlukan gabungan dari kegiatan perencanaan dan pengawasan.
3. Pengambilan
keputusan tingkat teknis.
Pada tingkat teknis, standar-standar ditentukan dan output bersifat deterministic (sifatnya menentukan). Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjamin bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Tingkat ini lebih ditekankan pada fungsi pengawasan dan sedikit sekali fungsi perencanaan. Pada tingkat ini pengambilan keputusan terprogram dapat dilaksanakan. Dalam banyak organisasi, keputusan-keputusan strategis dan taktis lebih banyak diambil berdasar intuisi, pengalaman dan kemampuan interpretasi, daripada berdasar informasi dari sistem informasi formal.
Pada tingkat teknis, standar-standar ditentukan dan output bersifat deterministic (sifatnya menentukan). Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjamin bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Tingkat ini lebih ditekankan pada fungsi pengawasan dan sedikit sekali fungsi perencanaan. Pada tingkat ini pengambilan keputusan terprogram dapat dilaksanakan. Dalam banyak organisasi, keputusan-keputusan strategis dan taktis lebih banyak diambil berdasar intuisi, pengalaman dan kemampuan interpretasi, daripada berdasar informasi dari sistem informasi formal.
E. Peran SIM Dalam Pengambilan
Keputusan
Sesuai dengan tujuannya, sistem informasi
manajemen diharapkan mampu membantu setiap orang yang membutuhkan pengambilan
keputusan dengan lebih tepat dan akurat. Namun disadari bahwa dengan
berbagai peran yang dimiliki dalam aktivitas yang dilaksanakannya, setiap orang
berusaha untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya dengan baik.
Dalam usaha memecahkan suatu masalah,
pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian
tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau
mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan.
Kondisi ini menjadi tidak mudah dengan
semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Apalagi
informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung dari sumbernya. Untuk itu
manajemen sebagai pengguna informasi membutuhkan suatu sistem pendukung
(support systems) yang mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, Sistem
Informasi Manajemen terutama untuk kondisi yang tidak terstruktur atau pun
sistem pendukung untuk tingkatan tertentu saja.
Ada dua alasan penting mengapa manajemen
membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk meningkatkan pengambilan
keputusannya.
1.
Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
manajemen tingkat atas.
Dengan hanya mengandalkan sistem informasi manajemen tanpa
bantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama di tingkat atas
untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan karena umumnya
pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat kebijakan dengan
dampak luas dan/atau pada situasi yang tidak terstruktur.
Contoh:
Terkait dengan kelangkaan BBM dibeberapa wilayah di Indonesia telah mendorong upaya beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan penimbunan. Untuk itu manajemen di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai lembaga pengatur yang bertanggungjawab untuk memerintahkan Pertamina yang mengelola BBM harus dengan cepat mengambil keputusan yang strategis atas gejala penimbunan sehingga dapat mengatur strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi kelangkaan dan penimbunan.
Terkait dengan kelangkaan BBM dibeberapa wilayah di Indonesia telah mendorong upaya beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan penimbunan. Untuk itu manajemen di Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai lembaga pengatur yang bertanggungjawab untuk memerintahkan Pertamina yang mengelola BBM harus dengan cepat mengambil keputusan yang strategis atas gejala penimbunan sehingga dapat mengatur strategi distribusi dan pemasaran dalam upaya mengatasi kelangkaan dan penimbunan.
2. Kebutuhan
untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang memiliki arti
(makna).
Manajemen di
sini di dorong untuk bagaimana mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi
untuk pengukuran kinerja aktivitas yang dilaksanakannya dan menginformasikan
berbagai tipe pengambilan keputusan yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung
yang disiapkan, maka hal ini akan lebih memungkinkan manajemen untuk
mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan keputusan yang lebih baik lagi.
Selain dua alasan yang
dikemukakan di atas, masih ada beberapa alasan lainnya mengapa sistem pendukung
dibutuhkan dalam melengkapi sistem informasi manajemen yang ada, yaitu:
1. Untuk
melengkapi sistem informasi manajemen yang tersedia adalah karena sistem ini
tentunya akan lebih mempercepat perhitungan,
2. Untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan sistem informasi manajemen yang ada terutama
dalam menyajikan informasi yang tidak terstruktur atau informasi yang hanya
diperuntukkan untuk manajemen tingkat atas,
3. Untuk
meningkatkan kemampuan dalam pemrosesan dan penyimpanan data dan informasi,
mengurangi biaya, mendukung aspek teknis dalam pengambilan keputusan, dan untuk
mendukung kualitas, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi penggunanya.
Banyak sistem pendukung yang
tersedia dan mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang ada. Beberapa
sistem pendukung yang akan dibahas di sini, di antaranya adalah:
• Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
• Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems (GDSS)
• Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
• Sistem Pakar/Expert System
• Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems (GDSS)
• Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
• Sistem Pakar/Expert System
Keempat sistem pendukung
tersebut, dapat mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara. Sistem
pendukung ini dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur pengambilan
keputusan tertentu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
organisasi. Salah mengambil keputusan dapat berakibat pada organisasi yang
dapat dirasakan langsung dan mempengaruhi pengambilan keputusan dimasa datang.
Pengambilan keputusan merupakan proses identifikasi berbagai alternatif solusi
terhadap permasalahan organisasi.
Sistem informasi manajemen menyediakan informasi setiap orang untuk
pengambilan keputusan dengan lebih tepat dan akurat dalam memecahkan masalah
yang dihadapi oleh organisasi. SIM dan sistem pendukung keputusan merupakan
aspek desain informatika organisasional yang memberikan suatu pengeruh besar
dalam suatu oraganisasi/ perusahaan. Jika kedua sistem ini doterapkan dengan
baik dalam membangun suatu organisasi, maka organisasi tersebut kemungkinan
besar berjalan lancar dan memberikan efisiensi kepada pengelola.
B. Saran
Dalam
pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan - kekurangan baik dalam penulisan maupun isi dalam makalah
ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengalaman dan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu kami mohon ma’af atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
dalam makalah ini. Penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari kita semua
baik dalam penulisan makalah ini maupun informasinya agar pendidikan dinegara
kita ini lebih baik dan bermutu dan tentu saja tidak terlepas dari peran kita
semua sebagai generasi penerus yang akan membangun negara ini.
REFERENSI
Tata Sutabri. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogkakarta : C. V ANDI
McLeod, Raymond and P.Schell, George. 2007. Management Information System (Sistem
Informasi Manajemen). Jakarta : salemba Empat
http://kebolangsing.wordpress.com/2009/12/25/peranan-sistem-informasi-manajemen-sebagai-pengambilan-keputusan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar